SALAM SATU MALAYSIA

Sekapur Sirih Tanda Mukaddimah

Alhamdulillah........Bersyukur saya kepada Allah kerana dapat menghasilkan sebuah blog yang dapat dikongsi bersama dalam pengajaran dan pembelajaran kita di dalam kelas nanti..Kepada semua pembaca selamat melayari blog ini......

INDAHNYA ALAM CIPTAAN ALLAH

Indahnya alam ciptaan Allah .............. Bersyukurlah atas segala nikmatnya

HIASILAH DIRIMU DENGAN AL-QURAN


"Wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu penolong-penolong (agama)"

BUKTI KEWUJUDAN ALLAH

TANDA-TANDA KEBESARAN ALLAH



PERANAN ILMU DAN AMAL SOLEH

PENGERTIAN ILMU TAUHID


Ilmu tauhid ialah ilmu yang membahaskan tentang pengukuhan keyakinan agama berlandaskan dalil-dalil naqli(Al-quran dan Hadis) dan dalil-dalil aqli(penelitian fikiran) tentang sifat-sifatAllah serta perbuatannya sehingga dapat menghilangkan sebarang keraguan.

FIRMAN ALLAH:

ERTINYA: Dan tuhan kamu ialah tuhan yang maha esa tiada tuhan yang berhak disembah selain daripada Allah yang maha pemurah,lagi maha mengasihani.


Maka jelaslah ilmu tauhid dapat memantapkan iman di dalam hati seseorang serta meningkatkan keyakinan akan kewujudan Allah dan keesaannya.


HUKUM MEMPELAJARI ILMU TAUHID
  1. FARDHU AIN ke atas setiap mukallaf lelaki dan perempuan mengetahui sifat-sifat Allah secara ijmali(ringkas) dan tafsili(terperinci) beserta dalil-dalil ijmali.
  2. FARDHU KIFAYAH ke atas setiap mukallaf lelaki dan perempuan sekiranya mengetahui dalil tafsili.
FAEDAH MEMPELAJARI ILMU TAUHID

  1. .Dapat mengesakan Allah dan menambahkan keyakinan tentang kekuasaannyadengan mengetahui nama-nama dan sifat-sifatnya serta mengelakkan diri daripada menyengutukannya.
  2. Mengimani dan meyakini segala dasar keimanan kepada Allah termasuklah enam rukun iman dan lima rukun Islam.
  3. Mendapat kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat yang kekal abadi.
  4. Dapat membezakan antara aqidah yang benar dan aqidah yang salah.

SEMPURNAKANLAH RUKUN ISLAM


SOLAT TIANG AGAMA


IMAN ISLAM DAN EHSAN

1. Iman, dari lafadz اَ من - يؤمن - ايمانا . yaitu membenarkan dalam hati dan mengikrarkan dalam lisan dan dan mengamlkan dengan rukun-rukun.


2. Islam, dari lafadz اً سلم - يسلم - إ سلاما yaitu mengikuti segala yang datang dari Nabi Muhammad S.a.w dan meninggalkan segala hal yang dilarangnya.


3 .Ihsan, dari Lafadاحسن - يحسن إحسانا , yaitu engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya dan apabila engkau tidak melihatNya maka sesungguhnya Allah melihatMu.
Ihsan merupakan sifat tertinggi seorang muslim karena dalam keadaan apapun dimanapun dia berada dia merasa selalu dilihat oleh Allah sehingga di selalu takut untuk berbuat hal yang dilarang oleh Allah.

CARA UNTUK MENENANGKAN HATI

Secara etimologi zikir berasal dari bahasa Arab yang berarti ‘menyebut’ atau ‘mengingat’. Dalam bahasa agama (Islam) zikir acap kali didefinisikan dengan menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui kalimat-kalimat thayyibah.

Kendatipun zikir sering disebut-sebut sebagai upaya mengingat Allah melalui lisan, namun sesungguhnya esensi zikir ada pada kesadaran penuh akan pengawasan Allah dalam segala aspek kehidupan manusia. Kesadaran akan kehadiran dan pengawasan Allah inilah yang akan membuat hidup menjadi tenang dan tenteram. Sebab, hidup dalam pengawasan Allah pasti mengarahkan seseorang untuk tampil humanis, amanah, disiplin, dan taat hukum.

Allah berfirman: “(yaitu) orang-orang yang beriman lagi hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du : 28). Maka, zikir seharusnya tidak hanya di forum-forum tertentu, seperti masjid atau mushala, tetapi juga harus melekat saat berbisnis, bekerja, mengajar, rapat tertutup maupun terbuka, dan dalam semua kesempatan.

Seringkali kita menemukan dan bahkan dirasakan sebagian orang, masih ada orang yang gelisah dan gamang dalam hidupnya, kendati sudah berzikir. Imam al-Ghjazali dalam kitabnya Ihya ‘Ulumuddin menjelaskan tentang keajaiban hati (aja’ib al-qalb).

Ia mengilustrasikan, jika seseorang sedang berjalan, lalu ada anjing yang hendak mengganggu dan ia menghardiknya, maka anjing itu akan segera pergi. Namun, bila di sekitarnya banyak tulang dan daging yang menjadi makanannya, maka anjing tersebut tidak akan pergi meskipun dihardik dengan keras. Kalaupun dia pergi, paling hanya sebentar untuk kemudian mengintai lagi, menunggu kita lengah lalu segera kembali.

Melalui ilustrasi tersebut, al-Ghazali ingin menjelaskan bahwa zikir itu ibarat sebuah hardikan terhadap setan. Zikir baru akan efektif, kalau hati kita bersih dari makanan setan. Kalau hati sudah bersih, maka zikir akan mampu menghardik setan. Sebaliknya, bila hati dipenuhi dengan makanan setan, maka zikir sebanyak apa pun tidak akan sanggup mengusir setan. Bahkan, setan akan ikut berzikir pula dalam hati kita. Oleh sebab itu, tidak ada pilihan lain, bila ingin zikir efektif dan mempunyai kekuatan, maka kita harus membersihkan hati dari segala macam makanan setan.

Al-Ghazali menambahkan, makanan setan menjadi peluang dan pintu masuk (madkhal) setan. Pintu masuknya adalah segala bentuk penyakit hati. Dan di antara akses masuknya setan yang merupakan penyakit hati yang kerap menyerang manusia adalah al-hirts. Al-hirts adalah ambisi atau keinginan yang sangat rakus, dan selalu ingin lebih. Akibatnya, ia menjadi tuli dan buta mata hatinya. Dan ia pun rela melakukan apa saja.

SEBAB BERTAMBAH DAN BERKURANGNYA IMAN

Setelah kita mengetahui iman itu bertambah dan berkurang, maka mengenal sebab-sebab bertambah dan berkurangnya iman memiliki manfaat dan menjadi sangat penting sekali. Sudah sepantasnya seorang muslim mengenal kemudian menerapkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, agar bertambah sempurna dan kuat imannya. Juga untuk menjauhkan diri dari lawannya yang menjadi sebab berkurangnya iman sehingga dapat menjaga diri dan selamat didunia dan akherat.

Syeikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa seorang hamba yang mendapatkan taufiq dari AllahTa’ala selalu berusaha melakukan dua perkara:

  1. Merealisasikan iman dan cabang-cabangnya serta menerapkannya baik secara ilmu dan amal secara bersama-sama.
  2. Berusaha menolak semua yang menentang dan menghapus iman atau menguranginya dari fitnah-fitnah yang nampak maupun yang tersembunyi, mengobati kekurangan dari awal dan mengobati yang seterusnya dengan taubat nasuha serta mengetahui satu perkara sebelum hilang.[1]

Mewujudkan iman dan mengokohkannya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab bertambahnya iman dan melaksanakannya. Sedangkan berusaha menolak semua yang menghapus dan menentangnya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab berkurangnya iman dan berhati-hati dari terjerumus di dalamnya.

Sebab-sebab Bertambahnya Iman

Pertama: Belajar ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari al-Qur`aan dan as Sunnah. Hal ini menjadi sebab pertambahan iman yang terpenting dan bermanfaat karena ilmu menjadi sarana beribadah kepada Allah Ta’ala dan mewujudkan tauhid dengan benar dan pas. Pertambahan iman yang didapatkan dari ilmu bisa terjadi dari beraneka ragam sisi, di antaranya:

  1. Sisi keluarnya ahli ilmu dalam mencari ilmu
  2. Duduknya mereka dalam halaqah ilmu
  3. Mudzakarah (diskusi) di antara mereka dalam masalah ilmu
  4. Penambahan pengetahuan terhadap Allah dan syari’at-Nya
  5. Penerapan ilmu yang telah mereka pelajari
  6. Tambahan pahala dari orang yang belajar dari mereka

Kedua: Merenungi ayat-ayat kauniyah. Merenungi dan meneliti keadaan dan keberadaan makhluk-makhluk Allah Ta’alayang beraneka ragam dan menakjubkan merupakan faktor pendorong yang sangat kuat untuk beriman dan mengokohkan iman.

Syeikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menyatakan, “Di antara sebab dan faktor pendorong keimanan adalahtafakur kepada alam semesta berupa penciptaan langit dan bumi serta makhluk-makhuk penghuninya dan meneliti diri manusia itu sendiri beserta sifat-sifat yang dimiliki. Ini semua adalah faktor pendorong yang kuat untuk meningkatkan iman”.[2]

Ketiga: Berusaha sungguh-sungguh melaksanakan amalan shalih dengan ikhlas, memperbanyak dan mensinambungkannya. Hal ini karena semua amalan syariat yang dilaksanakan dengan ikhlas akan menambah iman. Karena iman bertambah dengan pertambahan amalan ketaatan dan banyaknya ibadah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah pernah menuturkan, “Di antara sebab pertambahan iman adalah melakukan ketaatan. Sebab iman akan bertambah sesuai dengan bagusnya pelaksanaan, jenis dan banyaknyaamalan. Semakin baik amalan, semakin besar penambahan iman dan bagusnya pelasanaan ada dengan sebab ikhlas dan mutaba’ah (mencontohi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Sedangkan jenis amalan, maka yang wajib lebih utama dari yang sunnah dan sebagian amal ketaatan lebih ditekankan dan utama dari yang lainnya. Semakin utama ketaatan tersebut maka semakin besar juga penambahan imannya. Adapun banyak (kwantitas) amalan, maka akan menambah keimanan, sebab amalan termasuk bagian iman. Sehingga pasti iman bertambah dengan bertambahnya amalan.”[3]

Sebab-sebab Berkurangnya Iman

Sebab-sebab berkurangnya iman ada yang berasal dari dalam diri manusia sendiri (faktor internal) dan ada yang berasal dari luar (faktor eksternal).

Faktor internal berkurangnya iman

Pertama: Kebodohan. Ini adalah sebab terbesar berkurangnya iman, sebagaimana ilmu adalah sebab terbesar bertambahnya iman.

Kedua: Kelalaian, sikap berpaling dari kebenaran dan lupa. Tiga perkara ini adalah salah satu sebab penting berkurangnya iman.

Ketiga: Perbuatan maksiat dan dosa. Jelas kemaksiatan dan dosa sangat merugikan dan memiliki pengaruh jelek terhadap iman. Sebagaimana pelaksanaan perintah Allah Ta’ala menambah iman, demikian juga pelanggaran atas larangan Allah Ta’ala mengurangi iman. Namun tentunya dosa dan kemaksiatan bertingkat-tingkat derajat, kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya, sebagaimana disampaikan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam ungkapan beliau, “Sudah pasti kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan bertingkat-tingkat sebagaimana iman dan amal shalih punbertingkat-tingkat”.[4]

Keempat: Nafsu yang mengajak kepada keburukan (an-nafsu ammaratu bissu’). Inilah nafsu yang ada pada manusia dan tercela. Nafsu ini mengajak kepada keburukan dan kebinasaan, sebagaimana Allah Ta’ala jelaskan dalam menceritakan istri al-Aziz ,

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Qs Yusuf: 53)

Nafsu ini menyeret manusia kepada kemaksiatan dan kehancuran iman, sehingga wajib bagi kita berlindung kepada Allah Ta’ala darinya dan berusaha bermuhasabah sebelum beramal dan setelahnya.


IMAN DAN ISLAM

PENGERTIAN ISLAM
  • Erti Islam pada bahasa ialah selamat atau sejahtera.
  • Pada istilah pula,islam bererti menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dengan melaksanakan segala yang diperintahkan dan meninggalkan segala larangannya.
PEGERTIAN IMAN
  • Erti Iman pada bahasa ialah membenarkan.
  • Pada istilah,iman bererti menyebut dengan lidah,membenarkan dengan hati dan membuktikan dengan perbuatan.
  • Tujuan manusia dijadikan ialah supaya menyembah dan menyerah diri sepenuhnya kepada Allah.
MEMELIHARA IMAN

  • Iman adalah sesuatu anugerah yang sangat tinggi nilainya.
  • Sebagai seorang Islam,kita wajib menjaga iman kita.
  • Antara perkara yang boleh membatalkan dan nmerosakkan iman ialah:
1.Murtad
2.Menyengutukan Allah

MUTIARA KATA

IMAN ITU CAHAYA JIWA

RUKUN IMAN

1.Percaya kepada Allah
2.Percaya kepada Malaikat
3.Percaya kepada Kitab
4.Percaya kepada Rasul
5.Percaya kepada Hari Kiamat
6.Percaya kepada Qada dan Qadar

RUKUN ISLAM

1.Mengucap dua Kalimah Syahadah
2.Solat lima waktu sehari semalam
3.Puasa di bulan Ramadhan
4.Menunaikan zakat
5.Menunaikan Haji bagi yang mampu